Rabu, 28 November 2012

Daftar Pustaka



Penulisan Daftar Pustaka 


Sinopsis Buku: 
>> Ayat Ayat Cinta
"Penulis novel ini berhasil menggambarkan latar (setting) sosial-budaya Timur Tengah dengan sangat hidup tanpa harus memakai istilah-istilah Arab. Bahasanya yang mengalir, karakterisasi tokoh-tokohnya yang begitu kuat, dan gambaran latarnya yang begitu hidup, membuat kisah dalam novel ini terasa benar-benar terjadi. Ini contoh novel karya penulis muda yang sangat bagus!"
-- AHMADUN YOSI HERFANDA, Sastrawan dan Redaktur Budaya Republika

"Jarang ada buku seperti ini. Saya tidak yakin akan ada novel serupa dari penulis muda Indonesia lainnya saat ini bahkan mungkin hingga beberapa puluh tahun ke depan. Begitu menyentuh. Begitu dalam. Dan begitu dewasa!" 

--MOHAMMAD FAUZIL ADHIM, Psikolog dan Penulis Buku-buku Best Seller

"Jika Naguib Mahfuz menulis Mesir dari pandangan orang Mesir, maka Mesir kali ini ditulis dalam pandangan orang Indonesia. Novel ini ditulis oleh orang Indonesia yang paham betul seluk-beluk negeri itu, hingga ke detail-detail yang paling kecil. Ia hidup, berbaur dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari lalu menyerap spirit dan pengetahuan darinya, dan dituangkan dengan sepenuh hati dalam bentuk novel kaya. Ditulis dengan bahasa yang lancar, dengan tokoh-tokoh yang 'hidup' dan berkelebatan dalam berbagai karakter. Membaca novel ini seperti membuka cermin cakrawala yang terbuka..." 

-- JONI ARIADINATA, Cerpenis, Redaktur Jurnal Cerpen Indonesia

"Novel yang tidak klise dan tak terduga pada setiap babnya. Habiburrahman El Shirazy dengan sangat meyakinkan mengajak kita menyelusuri lekuk Mesir yang eksotis itu, tanpa lelah. Tak sampai di situ, Ayat Ayat Cinta mengajak kita untuk lebih jernih, lebih cerdas dalam memahami cakrawala keislaman, kehidupan dan juga cinta." 

-- HELVY TIANA ROSA, Ketua Umum Forum Lingkar Pena

"Membaca Ayat Ayat Cinta ini membuat angan kita melayang-layang ke negeri seribu menara dan merasakan 'pelangi' akhlak yang menghiasi pesona-pesonanya. Sungguh sebuah cerita yang layak dibaca dan disosialisasikan pada para pemburu bacaan popular yang sudah tidak mengindahkan akhlak sebagai menuutamanya, agar dunia bacaan kita terhiasi karya-karya yang 'membangun'." 

-- RATIH SANGARWATI, Artis dan Peragawati

"Membaca novel ini, nutrisi cinta seakan mengalir memenuhi jiwa. Dan pikiran kiat terpenuhi oleh berbagai pengetahuan dan wawasan. Inilah karya fiksi yang tidak 'mengelabui'. Bagus sekali." 

-- ANNA R. NAWANING, Cerpenis dan Penulis Sastra Islami.

"Sangat romantis dan humanis! Novel ini saya rasakan begitu kuat dalam ajaran, perasaan, dan penokohannya. Luar biasa, hati saya gerimis selesai membacanya!" 

-- HAMIZAR "BAZARVIO" RIDWAN, Sastrawan dan Wartawan Pontianak Post

>> Dalam Mihrab Cinta ( Novelet Pembangun Jiwa ) 

Siang itu Pesantren Al Furqon yang terletak di daerah Pagum Kediri, Jawa Timur geger. Pengurus Bagian Keamanan menyeret seorang santri yang diyakini mencuri. Santri itu mengaduh dan minta ampun.
"Ampun, tolong jangan pukul saya. Saya tidak mencuri" Santri yang mukanya sudah berdarah-darah itu mengiba.

"Ayo mengaku. Kalau tidak kupecahkan kepalamu !" Teriak seorang santri berkopiah hitam dengan wajah sangat geram. 


"Sungguh, bukan saya pelakunya." Si Rambut Gondrong itu tetap tidak mau mengaku.Serta merta dua bogem melayang ke wajahnya." Nih rasain pencuri !" teriak Ketua Bagian Keamanan yang turut melayangkan pukulan. Si Rambut Gondrong mengaduh lalu pingsan. 


Menjelang Ashar, Si Rambut Gondrong siuman. Ia dikunci di gudang pesantren yang dijaga beberapa santri. Kedua tangan dan kakinya terikat. Airmatanta meleleh.Ia meratapi nasibnya. Seluruh tubuhnya sakit.Ia merasa kematian telah berada di depan mata. 


Di luar gudang para santri ramai berkumpul. Mereka meneriakkan kemarahan dan kegeraman. 

"Maling jangan diberi ampun !"

"Hajar saja maling gondrong itu sampai mampus !" 


"Wong maling kok ngaku-ngaku santri. Ini kurang ajar. Tak bisa diampuni !" 


Ia menangis mendengar semua itu. Sepuluh menit kemudian pintu gudang terbuka. Ia sangat ketakutan. Tanpa ia sadari ia kencing di celana karena saking takutnya. Para santri yang didera kemarahan meluap hendak menerobos masuk. Tapi lurah Pondok menahan mereka dengan sekuat tenaga.Pak Kiai, pengasuh pesantren masuk dengan wajah dingin. 


>> Di Atas Sajadah Cinta 

Sebuah usaha yang genial untuk menghimpunkan kisah-kisah yang bermuatan nilai Alqur'an dan As-sunnah dalam bahasa fiksi, bahasa kehidupan sehari-hari, yang dengan itu orang tidak lagi merasa rumit belajar dan mengamalkan Islam. Demikianlah, Habiburrahman telah menghimpunnya untuk Anda dengan bahasa yang indah dan menyentuh hati.

Semoga kisah-kisah ini menggerakkan Anda menuju kebaikan selalu. 

-- Izzatul Jannah, Penggiat Forum Lingkar Pena

>> Ketika Cinta Berbuah Surga 

”...anakku sudah saatnya kau mencari teman sejati yang setia dalam suka dan duka. Teman baik, yang membantumu untuk menjadi orang baik. Teman sejati yang bisa kau ajak bercinta untuk surga.”

Said tersentak mendengar perkataan ayahnya. 


”Apa maksud ayah degan teman yang bisa diajak bercinta untuk surga?”tanyanya dengan nada penasaran. 


”dia adalah teman sejati yang benar – benar mau berteman denganmu bukan karena derajatmu, tetapi kemurnian cinta itu sendiri, yang tercipta dari keihlasan hati. Dia mencintaimu karena Allah. Dengan dasar itu, kau pun bisa mencintainya dengan penuh keikhlasan; karena Allah cinta kalian akan melahirkan kekuatan dahsyat yanga membawa manfaat 


Buku ini mengisahkan tentang berbagai kisah menarik tentang sahabat Rasulullah SAW dulu. Karya dari penulis best seller Ayat-ayat Cinta ini membeberkan bahwa cerita-cerita tersebut diambil dari hadits dan ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Quran 


>> Ketika Cinta Bertasbih # 2 

"Novel Ketika Cinta Bertasbih ini seolah menjadi setitik cahaya di tengah rasa pesimisme anak muda negeri ini untuk teguh memegang prinsip-prinsip Islami dalam kehidupan mereka. Dengan bahasa yang lembut dan memikat, penulis mengajak kita semua untuk banyak merenung, dan kembali melihat betapa indahnya hidup di bawah naungan Al-Qur'an."

>> Ketika Cinta Bertasbih #1 

HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY adalah sarjana Al Azhar University Cairo. Founder dan Pengasuh Utama Pesantren Karya dan Wirausaha BASMALA INDONESIA, yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah. Ia dikenal secara nasional sebagai dai, novelis,dan penyair.

Beberapa penghargaan bergengsi berhasil diraih nya, antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005, dan IBF Award 2006. Tak jarang ia diundang untuk berbicara di forum-forum nasional maupun internasional, baik dalam kapasitasnya sebagai dai, novelis, maupun penyair. Seperti di Cairo, Kuala lumpur, Hongkong, dan lain-lain. 


Karya-karyanya selalu dinanti khalayak karena dinilai membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi. Di antara karya-karya yang telah beredar dipasar adalah Ayat Ayat Cinta(novel fenomenal yang akan dilayarlebarkan, 2004), Pudarnya Pesona Cleopatra (novelet, 2004), Di Atas Sajadah Cinta(kumpulan kisah teladan yang telah disinetronkan di Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (kumpulan kisah teladan, 2005), Dalam Mihrab Cinta (novelet,2007). 


Karyanya yang siap dirampungkan: Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening dan Bulan Madu di Yarusalem. 


"Selain mengajak untuk menyucikan jiwa, dwilogi Ketika Cinta Bertasbih ini menyadarkan apa makna prestasi yang sesungguhnya. Novel yang dasyat dan benar-benar berbeda!" - ISHAK IBRAHIM HASAN,M.A., Sasteawan dan Anggota DPRD Kaltim. 


'Dwilogi Ketika cinta bertasbih ini tidak sekedar novel romantis,ini juga novel fikih yang ditulis dalam alur cerita yang tak mudah di tebak. Kang Abik melakukan terobosan baru menjelaskan kaidah-kaidah fikih melalui 

novel. SALUT!" - K,H. MIFDHAL MUTHAHHAR,Lc., Ketua IKAD dan Pengasuh Pesantren Terpadu Al Hikmah, Boyolali.

Kepiawaian Kang Abik menulis setara dengan HAMKA, Kuntowijoyo, dan bahkan menyamai Gibran." - Abidin Nurdin, Mahasiswa PAsca Sarjana IAIN AR Raniry, Aceh 

"Sebenarnya saya adalah orang yang paling anti membaca novel. Namun setelah bertemu dengan novel-novelnya Kang Abik saya benar-benar ketagihan" - Aidhil A; Penggemar Kang Abik di hongkong.

>> Pudarnya Pesona Cleopatra 

Penulis Novel Best Seller "Ayat-ayat Cinta"
Novel Psikologi Islami Pembangun Jiwa

Subhanallah, mengikuti dua novel mini dalam buku ini hatiku serasa teraduk-aduk. Ada cekam keharuan yang mendalam. Ada rindu dendam cinta suci karena illahi. Ada senyum kebahagiaan sejati. Semua berkelebat, gerimis, aku dibuatnya. Ah, Raihana, andai kau Cleopatra....! 


Sirsaeba Alafsana, 

Penulis buku "Kado Ulang Tahun Kekasihku "

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam isak tangisku semua kebaikan Raihana selama ini terbayang. Wajahnya yang teduh dan baby face, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tangisnya mengalirkan perasaan haru dan cinta. Ya cinta itu datang dalam keharuanku. Dalam keharuan terasa ada hawa sejuk turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu, pesona kecantikan Cleopatra memudar...... 


Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku oada Raihana. Membagi rinduku yang tiba-tiba memenuhi rongga dada. Air mataku berderai-derai. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang diiringi derai air mata yang tiada henti menetes di jalanan. Aku tak peduli. Aku ingin segera sampai dan melupakan semua rasa cinta ini padanya. Padanya yang berhati mulia. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan mengambil nafas panjang dan mengusap air mata. Melihat kedatanganku ibu mertua serta merta memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. 

" Mana Raihana, Bu ?"

Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang terjadi. 

" Istrimu, Raihana istrimu dan anakmu yang dikandungnya ! "
" Ada apa dengan dia ! "
" Dia.......
Daftar Pustaka :
http://dickysmk3.blogspot.com/2012/10/tugas-softskill-ke-2-bhs-indonesia.html

Ejaan yang dibenarkan


EYD ( Ejaan Yang Dibenarkan )

EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan. Ejaan sering kali tampaknya amat sederhana karena kesederhanaannya itulah orang sering melupakannya, padahal pedoman EYD, kamus, dan tata bahasa merupakan rambu-rambu untuk menuliskan bahasa tulisan baku.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). EYD mulai diberlakukan tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang ketiga dalam sejarah bangsa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama 25 tahun yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).
Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah ejaan Van Ophuijsen (nama seseorang guru besar Belanda yang juga memperhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan Van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari ejaan republik, yang dikpakai selama 25 tahun. Ejaan Van Ophujsen baru diganti setelah 2 tahun Indonesia merdeka.

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujuran dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu atau pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa.
Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan:
(1) Pemakaian Huruf
(2) Penulisan Huruf
(3) Penulisan Kata


A. PEMAKAIAN HURUF

1) Abjad, Vokal dan Konsonan
Abjad bahasa indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut:
Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.
Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a, e, i, o, u. Sisanya adalah konsonan (k) sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang.
• kh seperti dalam kata khusus
• ng seperti dalam kata ngilu
• ny seperti dalam kata anyam
• sy seperti dalam kata asyik
setiap pasangan itu menghasilkan satu fonem atau satu bunyi yang dapat membedakan arti. Karena itu kh, ng, ny, sy masing-masing dihitung sebagai satu konsonan.
Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang disebut diftong (ai, au, oi). Misalnya: bantai, pandai, kacau, silau, boikot, toilet.
Untuk melafalkan singkatan kata (termasuk singkatan kata asing selain akronim) yang dibaca huruf demi huruf, contoh RCTI pelafalannya [er-ce-te-i].


2) Pemenggalan Kata
a. Ketentuan pemenggalan kata dasar adalah sebagai berikut.
• Jika di tengah kata ada huruf vokal yang beruntun pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misal: di-a, do-a.
Hati-hati, jika vokal yang beruntun merupakan diftong pemenggalannya tidak hanya dilakukan di antara kedua huruf vokal.
• Jika di tengah kata ada huruf konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Misal: ta-bu, ka-wan.
• Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang beruntun, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Misalnya: ap-ril, swas-ta.
Gabungan huruf konsonan ny, ng, kh, dan sy tidak boleh dipisahkan. Misalnya: kon-klu-si, in-struk-si.
b. Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata yang diimbuhinya, dapat dipenggal pada imbuhannya. Misalnya: ba-ca-lah.
c. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur bebas, dan salah satu unsur lain, pemenggalannya dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu, (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah pemenggalan kata butir (1). Misalnya: bio-data atau bio-da-ta.
d. Khusus untuk kata yang mengandung sisipan (el, em, er) pemenggalannya dilakukan dengan: (1) memepertahankan sisipan dalam satu kata sehingga sisipannya tidak terpenggal; (2) tidak mempertahankan sisipan dalam satu  telun-juk atau te-lunjuk.
àsuku kata. Misalnya: telunjuk

3) Nama Diri
Cara penulisan nama diri (nama orang, lembaga, tempat, jalan, sungai, gunung, dan nama lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi adat, hukum, dan sejarah.
Contoh pemakaian biasa:
• Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 1.
• Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
Contoh pemakaian dengan pertimbangan khusus:
• Pamanku dosen Universitas Padjadjaran, Bandung.
• Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908.



B. PENULISAN HURUF
Dalam Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu (1) penulisan huruf besar dan kapital (2) penulisan huruf miring.

1. Penulisan Huruf Balok (Block Letter) atau Huruf Kapital
Penulisan huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah penulisan huruf kapital itu, sebagai berikut :

a. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang berupa petikan langsung.
Contoh :
o Nenek bertanya, “Kapan kita pulang?”
o “Kemarin engkau terlambat,” katanya.


b. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagaman, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti-Nya. Huruf pertapa pada kata ganti ku, mu, dan nya, sebagai kata ganti Tuhan harus dituliskan dengan huruf kapital, ditulis serangkai dengan tanda hubung (-). Hal-hal keagaman hanya terbatas pda nama diri, sedangkan kata-kata yang mennjukan nama jenis seperti in, iblis, surga, malaikat, mahsyar, zakat, dan puasa meskipun bertalian dengan keagamaan tidak diawalidengan huruf kapital.
Contoh :
o Semoga Tuhan Yang Mahakuasa memberkati usaha kita.
o Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menganjurkan agar manusia berakhlak mulia.
o Tuhan akan menunjukan jalan yang benar kepada hamba-Nya.


c. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
(kehormatan, keturunan, agama), jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang. Akan tetapi, jika di dalam rangkaian tulisan ini sudah ditranfisikan bahwa penyebutan tanpa nama mengacu pada orangnya, gelar atau jabatan harus menggunakan huruf kapital
Contoh:
o Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Salim.
o Pemerintah memberikan anugerah kepada Mahaputra Yamin.
Jika tidak di ikuti oleh nama gelar, jabatan dan pangkat harus ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :
o Calon j emaah haji DKI tahun 2005 ini berjumlah 9.500 orang.
o Seorang presiden akan diperhatikan oleh rakyat.


d. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa suku dan bahasa.
Contoh :
o Dalam bahasa Bali terdapat kata singgah.



C. PENULISAN KATA

1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
o Kantor Pos sangat ramai.
o Buku itu sudah saya baca.
o Adik naik sepeda baru.


2. Kata Turunan
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
contoh:
bergerigi ketetapan sentuhan
gemetar mempertanyakan terhapus
2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langdung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh:
diberi tahu, beri tahukan
bertanda tangan, tanda tangani
berlipat ganda, lipat gandakan
3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata ditulis serangkai.
Contoh:
memberitahukan
ditandatangani
melipatgandakan



3. Bentuk Ulang dan Kata Ulang
Bentuk ulang dan kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh:
o anak-anak, berjalan-jalan, biri-biri, buku-buku, dibesar-besarkan, gerak-gerik, hura-hura, kupu-kupu.


4. Kata Depan
Kata depan di, ke dan dari dituliskan terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali daripada dan kepada (yang dianggap satu kata).
Contoh :
o Saya sudah makan bakso di Restoran Tamansari.
o Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.
o Bram berasal dari keluarga terpelajar.
Akan tetapi
o Surat itu dikirimkan kepada orang tuanya didesa.
o Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.


5. Partikel
Partikel lah, kah dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
o Di manakah kau taruh barang berharga itu?
o Demikianlah maksud kedatangan saya.
o Apalah arti hidup tanpa cinta.
Partikel per dan pun ditulis tepisah dengan kata yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh :
o Anda pun mempunya hak atas warisan ini.
o Ada pun yang dimakannya, dia harus tetap kurus.
o Undang-undang itu berlaku per 1 Januari 2011.

Catatan:
Kelompok yang dianggap padu berikut ini ditulis serangkaian, yaitu adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.




Sabtu, 03 November 2012

PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA


PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
1.      KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai  bahasa nasional ; kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa daerah. Selain itu , didalam undang – undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang – undang dasar 1945.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai          (1) Lambang kebanggaan kebangsaan,
(2) lambang identitas nasional,
(3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya   
(4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku bangsa dengan latar belakang social budaya dan bahasanya masing – masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping bendera dan lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur – unsur bahasa lain.

Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai alat perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
Fungsi bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai – bagai suku bangsa yang memiliki latar belakang social budaya dan bahasa yang berbeda-beda kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Didalam hubungan ini bahasa Indonesia memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai social budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh diatas kepentingan daerah atau golongan.

Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2) bahasa pengantar didalm dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai fungsinya yang kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga pendidikan mulai taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia , kecuali di daerah – daerah, seperti daerah aceh, batak , sunda , jawa , Madura , bali , dan Makassar yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah . didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang social budaya dan bahasanya.
Akhirnya , didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional , ilmu pengetahuan , dan teknologi . didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili cirri – ciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama , bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai – nilai social budaya nasional kita.

Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
a.      Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
·      agar menarik perhatian orang  lain terhadap kita,
·       keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf  permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang  sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri.
b.      Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
c.       Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat  hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
d.      Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.

sumber : http://angel.ngeblogs.com/2009/11/01/peran-dan-fungsi-bahasa-indonesia/